Gletser
Gletser adalah sungai es yang terbentuk di lembah pegunungan
dan mengalir menuruni lembah pegunungan secara berlahan-lahan akibat akumulasi
dari es, salju, bebatuan karena adanya perubahan temperatur.
Cara terbentuknya gletser
Gletser terjadi di mulai pada lereng pergunungan yang berbentuk cekungan yang di sebut dengan sirka (cirque).
Gletser terbentuk ketika salju segar turun, setelah mengendap udara yang terperangkap di antara serpihan salju terdorong keluar sehingga terjadi keping salju padat yang di sebut dengan firn.
Saat salju semakin banyak turun di puncak pegunungan, firn akan terpadatkan menjadi es gletser. Bebatuan (till) yang jatuh dari puncak gunung pun akan ikut terbawa oleh gletser ini. Di daerah yang curam es terpecah menjadi rekahan-rekahan yang berbentuk baji (crevasse).
Di ujungnya gletser mencair dan membentuk aliran sungai yang mengalir ke bawah pegunungan. Karena gletser berisi dari berbagai macam zat seperti bebatuan , salju dan sedimen, sehingga saat gletser meluncur ke bawah akan merubah kontur dari pegunungan.
Di Indonesia, gletser dapat kita saksikan di puncak gunung Jaya Wijaya. Pegunungan ini satu-satunya pegunungan yang memiliki gletser di Indones
Cara terbentuknya gletser
Gletser terjadi di mulai pada lereng pergunungan yang berbentuk cekungan yang di sebut dengan sirka (cirque).
Gletser terbentuk ketika salju segar turun, setelah mengendap udara yang terperangkap di antara serpihan salju terdorong keluar sehingga terjadi keping salju padat yang di sebut dengan firn.
Saat salju semakin banyak turun di puncak pegunungan, firn akan terpadatkan menjadi es gletser. Bebatuan (till) yang jatuh dari puncak gunung pun akan ikut terbawa oleh gletser ini. Di daerah yang curam es terpecah menjadi rekahan-rekahan yang berbentuk baji (crevasse).
Di ujungnya gletser mencair dan membentuk aliran sungai yang mengalir ke bawah pegunungan. Karena gletser berisi dari berbagai macam zat seperti bebatuan , salju dan sedimen, sehingga saat gletser meluncur ke bawah akan merubah kontur dari pegunungan.
Di Indonesia, gletser dapat kita saksikan di puncak gunung Jaya Wijaya. Pegunungan ini satu-satunya pegunungan yang memiliki gletser di Indones
Klaim itu berdasarkan studi di Patagona, Amerika Selatan dengan 270 gletser Patagonia setara dengan 1.700 kali kuantitas air di danau Windermere. Studi yang dilakukan Profesor Neil Glasser dari Aberystwyth University menganalisis jumlah batuan yang ditinggalkan oleh gletser yang sudah lenyap.
Sejak Zaman Es berakhir di Patagonia pada pertengahan abad 17, kawasan itu sudah kehilangan 145 kubik es. Ini disebabkan peningkatan suhu yang mencapai 1,4 derajat Celcius di kawasan itu. Demikian laporan di jurnal Nature Geoscience.
“Gletser sudah sangat berkurang dalam kurun 30 tahun terakhir. Ini melebihi perkiraan kami,” ujar Profesor Glasser. "Ini sangat menakutkan," katanya lagi.
Ia yang melakukan penelitian bersama dengan ilmuwan dari University of Exeter dan Stockholm University mengatakan kawasan gletser Amerika Selatan, sama seperti gletser di Pegunungan Alpen ataupun kawasan Bumi utara, mengalami pengurangan gletser drastis.
“Ini pembunuhan bagi masyarakat Himalaya. Dalam jangka pendek mamang menguntungkan karena mereka mendapatkan air tawar lebih banyak saat musim kemarau. Tapi, dalam jangka panjang, ini masalah besar,” kata Profesor Glasser lagi.
Es Kutub Utara
Benar-Benar Mencair!!
Mencairnya es di laut Kutub Utara telah menyebabkan
jalur yang mengelilingi daerah Barat Laut dan Timur laut terbuka bersamaan, ini
adalah pertama kalinya dalam sejarah manusia dapat berlayar mengelilingi Kutub
Utara.
Foto satelit
daerah Kutub Utara yang diumumkan baru-baru ini menunjukkan, es di kutub utara
telah mencair dan menyebabkan jalur Barat Laut dan Timur Laut di kutub utara
terbuka secara bersamaan minggu lalu, ini adalah pertama kalinya ma-nusia dapat
berlayar mengelilingi kutub utara dengan tanpa hambatan sama sekali, namun hal
ini juga menunjukkan bahwa proses pemanasan global menjadi lebih cepat daripada
perkiraan.
Ini adalah pertama kali-nya kedua jalur pintas tersebut terbuka setelah
125.000 tahun lamanya, juga merupakan salah satu fenomena pemanasan global
paling mencengangkan yang muncul di kutub utara selama 1 bulan terakhir ini.
Seorang professor tentang pakar lautan es dari Pusat Informasi Es dan Salju
Amerika (NSIDC), mengatakan, ini merupakan suatu "Kejadian besar
bersejarah", dan semakin lanjut membuktikan bahwa gunung es di kutub utara
kemungkinan telah memasuki "pusaran maut" yang tidak dapat
diselamatkan lagi.
Jalur Barat Laut kutub utara ini
melewati Canada, dan jalur Timur Laut melewati Rusia mengelilingi kutub utara.
Tahun 2005 jalur Timur Laut pernah sekali terbuka, waktu itu jalur Barat Laut
masih tetap tertutup, tahun lalu keadaannya terbalik, dan sekarang kedua jalur
itu terbuka bersamaan.Kutub Selatan Mencair, Bongkahan Es Raksasa Terdampar di Australia
Kurang lebih Seminggu yang lalu Australia dikejutkan dengan terdamparnya gunung es berdiameter raksasa di wilayah perairan Australia. Bongkahan es raksasa tersebut diperkirakan berasal dari kutub selatan.
Bongkahan
es raksasa yang jumlahnya ratusan bergerak dari Antartika menuju pulau-pulau di
Selandia Baru. Bongkahan es yang besarnya seperti stadion itu dikhawatirkan
Pemerintah Selandia Baru mengancam pelayaran. Hasil pemotretan satelit
menunjukkan, bongkahan besar es baru saja melewati kawasan pulau Auckland dan
menuju pulau utama South Island, sekitar 450 kilometer arah timur laut.
"Peringatan berlaku bagi semua kapal di
kawasan itu agar waspada terhadap keberadaan bongkahan es," kata juru
bicara kelautan Selandia Baru, Ross Henderson, seperti dilaporkan AFP.
Keberadaan bongkahan es dalam kelompok besar itu disampaikan ahli gletser dari
Divisi Antartika Australia.
Mereka
terus memantau pergerakan bongkahan-bongkahan es tersebut. Menurut mereka,
bongkahan es itu merupakan bagian dari bongkahan raksasa yang Oktober lalu
terlihat di sekitar Pulau Macquarie, Australia.
Saat itu,
dua bongkahan besar—yang pertama selebar dua kilometer dan kedua sebesar
stadion olimpiade Beijing terpantau di sana. Sementara itu, yang terpantau
menuju Selandia Baru hari Senin lalu sudah terpecah-pecah dalam berbagai
ukuran.
Beberapa
di antaranya memiliki lebar 200 meter. "Semua berasal dari satu bongkahan
besar, yang mungkin luasnya 30-an kilometer persegi di Antartika sana,"
kata salah satu ahli gletser, Neal Young. Meningkatnya suhu global dan muka
laut karena pemanasan global dituding sebagai penyebabnya
.
.
Setelah
tiga tahun Menurut Neal Young, bongkahan es dalam jumlah besar terakhir
terlihat mengapung di dekat Selandia Baru pada tahun 2006 lalu. Saat itu, hanya
berjarak 25 kilometer dari garis pantai—kejadian pertama setelah tahun 1931.Ia
yakin akan semakin sering melihat kejadian serupa bila suhu global terus
meningkat.
Sejumlah
ahli tidak yakin akan hal ini. Berkurangnya luasan es Antartika di Kutub
Selatan telah teridentifikasi beberapa tahun terakhir. Namun, berkurangnya
lapisan es di kawasan Antartika timur dalam jumlah besar, selama tiga tahun
terakhir, dinilai para ahli sebagai "kejutan". Tidak seperti lapisan
es di Antartika barat, yang selama ini dikenal rentan dan tidak stabil, lapisan
es di Antartika timur dikenal sangat stabil.
Menurut
kutipan diatas kutub selatan mulai mencair dan bongkahan2 esnya memasuki
kawasan Australia. Yang membuat saya terkejut adalah Belum lama ini sebuah foto
satelit menangkap sebuah bongkahan dari pecahan gunung es di Antartika (Kutub
Selatan) telah hanyut hingga menuju perairan Australia sekitar Macquarie Island
di ikuti 100 potongan es kecil menuju arah Selandia Baru.
Gletser Berdarah
Proses terbentuknya gletser berdarah
NTARTIKA, KOMPAS.com — Belakangan ini, panorama gletser darah muncul lagi di sebuah lokasi Benua Antartika. Fenomena tersebut terletak di Mc Murdo Dry Valleys yang terkenal sebagai wilayah mahaluas tanpa es, salah satu wilayah paling unik di Benua Antartika.
Lembah dimaksud, meski berlokasi di kutub selatan, selamanya jarang terdapat lapisan es karena angin yang menyapu ke arah lembah dengan kecepatan (badai) 320 km per jam mampu merenggut seluruh kelembaban.
Ketika seseorang berjalan sendiri menapaki lembah itu, setelah melalui bangkai pinguin dan hewan-hewan lainnya, akhirnya bisa menyaksikan sebuah gletser “darah”.
Konon, gletser berdarah itu ditemukan oleh tim ekspedisi Robert Scott tahun 1911, belakangan terbukti diakibatkan oleh pengoksidasian zat besi.
Dikabarkan, setiap jangka waktu tertentu, gletser bisa menyemburkan cairan jernih yang kaya dengan zat besi yang kemudian dengan segera terjadi oksidasi menjadi berwarna merah tua yang menggiriskan.
Discover Magazine menyebutkan, cairan tersebut bersumber dari danau air asin yang kaya kandungan garam di kedalaman lapisan es 390 meter.
Penelitian terkini sudah menemukan bahwa terdapat bakteri di dalam situasi sedemikian sulit yang hidupnya mengandalkan senyawa zat belerang dan besi.
Menurut peneliti, semenjak gletser lahir dari danau, menciptakan lingkungan ekologi yang sedemikian dingin, gelap, dan tanpa oksigen, kelompok bakteri semacam itu sudah terisolasi selama 150 juta tahun.
Selain itu, para ilmuwan juga beranggapan, di gletser berdarah yang dihasilkan oleh bakteri tersebut kemungkinan terdapat makhluk hidup luar angkasa yang hidup di tata surya kita. Misalkan di bawah lapisan es kedua kutub Planet Mars dan (sebuah bulan milik) Jupiter kemungkinan juga terdapat kehidupan.
Gletser Berdarah
Proses terbentuknya gletser berdarah
NTARTIKA, KOMPAS.com — Belakangan ini, panorama gletser darah muncul lagi di sebuah lokasi Benua Antartika. Fenomena tersebut terletak di Mc Murdo Dry Valleys yang terkenal sebagai wilayah mahaluas tanpa es, salah satu wilayah paling unik di Benua Antartika.
Lembah dimaksud, meski berlokasi di kutub selatan, selamanya jarang terdapat lapisan es karena angin yang menyapu ke arah lembah dengan kecepatan (badai) 320 km per jam mampu merenggut seluruh kelembaban.
Ketika seseorang berjalan sendiri menapaki lembah itu, setelah melalui bangkai pinguin dan hewan-hewan lainnya, akhirnya bisa menyaksikan sebuah gletser “darah”.
Konon, gletser berdarah itu ditemukan oleh tim ekspedisi Robert Scott tahun 1911, belakangan terbukti diakibatkan oleh pengoksidasian zat besi.
Dikabarkan, setiap jangka waktu tertentu, gletser bisa menyemburkan cairan jernih yang kaya dengan zat besi yang kemudian dengan segera terjadi oksidasi menjadi berwarna merah tua yang menggiriskan.
Discover Magazine menyebutkan, cairan tersebut bersumber dari danau air asin yang kaya kandungan garam di kedalaman lapisan es 390 meter.
Penelitian terkini sudah menemukan bahwa terdapat bakteri di dalam situasi sedemikian sulit yang hidupnya mengandalkan senyawa zat belerang dan besi.
Menurut peneliti, semenjak gletser lahir dari danau, menciptakan lingkungan ekologi yang sedemikian dingin, gelap, dan tanpa oksigen, kelompok bakteri semacam itu sudah terisolasi selama 150 juta tahun.
Selain itu, para ilmuwan juga beranggapan, di gletser berdarah yang dihasilkan oleh bakteri tersebut kemungkinan terdapat makhluk hidup luar angkasa yang hidup di tata surya kita. Misalkan di bawah lapisan es kedua kutub Planet Mars dan (sebuah bulan milik) Jupiter kemungkinan juga terdapat kehidupan.
0 comments:
Posting Komentar